Aura Tubuh dalam Ilmu Fisika
Seluruh makhluk di dunia ini mempunyai potensi
energy atau aura disekeliling tubuh. Energy ini dipancarkan melalui pusat-pusat
energy tubuh dan disebarkan secara alamiah ke seluruh jaringan yang ada dalam
tubuh manusia. Dan selanjutnya memberikan efek
pantulan vibrasi energy baik secara internal maupn eksternal tubuh atau
sekitar ekosistem lingkungan tubuh manusia berada dalam bentuk
pengaruh-pengaruh tertentu.Medan energy yang disebarkan keseluruh jaringan tubuh akan member
efek-efek seperti perubahan sikap,
perilaku, bahkan memberikan efek dalam menentukan tingkat jasmani dan rohani
seorang individu.
Bila ditinjau dengan ilmu
fisika maka Energi adalah suatu kekuatan atau tenaga –
gerakan aktif yang terus – menerus terjadi – dalam ilmu fisika adalah kekuatan
yang dinyatakan oleh persamaan matematis ½ MC2, dimana C adalah kecepatan cahaya
(300.000 Km/sec) dan M adalah massa
benda tersebut. Tenaga Metafisika adalah gelombang energi yang
menyelubungin tubuh yang dinamakan AURA. Energi ini dapat diperkuat melalui
penyerapan energi dari alam semesta.
Pada
bulan November 1988, Arleen J Watkins dan William S.Bickel membahas mengenai
photo Kirlian. Menurut mereka photo Kirlian tidak ada hubungannya dengan
keadaan fisiologis, psikologis atau kejiwaan seseorang. Ia tidak ada
hubungannya dengan aura, gaya hidup, bio plasma atau Pranamaya Kosha. Ia adalah
fenomena fisika yang terjadi karena pelepasan tegangan tinggi (15 – 60
kilovolt) dengan frekuensi tinggi pada benda yang diletakkan pada sebuah
lapisan film. Saat benda tersebut diletakkan di film fotografi, ia menutup
rangkaian arus, sehingga terjadi pelepasan muatan antara benda dan elektroda
tegangan tinggi. Pelepasan ini menciptakan sebuah pendaran warna warni di udara
yang tampak oleh mata manusia sebagai apa yang disebut orang sebagai
aura. Aura adalah fenomena fisika dan dapat direkam langsung di film
fotografi dan pelat foto. Hal tidak berbahaya selama
elektroda tersebut berada cukup jauh, katakanlah di balik tirai di kiri kanan
panggung atau stand pemotretan. Dan jadilah potret manusia yang diselimuti
cahaya warna warni.
Bagaimana
kalau warna yang terpancar ditentukan oleh manusia
tersebut?
Elektroda listrik hanya
berfungsi sebagai alat, sama dengan kamera tersebut. Berdasarkan penelitian,
ditemukan bahwa struktur aura memiliki 22 parameter yang harus
dikendalikan sebelum dapat ditarik kesimpulan bahwa warna aura tersebut
berhubungan dengan emosi, energi kejiwaan, kondisi pikiran, perasaan, penyakit
dan sebagainya.
Watkins dan Bickel
menyimpulkan kalau aura Kirlian adalah citra visual atau fotografi dari
pelepasan korona dalam gas, terutama pada gas yang lembab. Bentuk, ukuran,
intensitas dan strukturnya bukan tergantung pada emosi segala macam, tapi pada
waktu eksposure, konduktivitas, frekuensi sinyal, tegangan dan sifat fotografi
film atau plat yang digunakan.
Karena mahluk hidup itu
lembab jadi saat listrik memasuki tubuh, ia menghasilkan daerah ionisasi gas
di sekitar benda yang dipotret, sejauh benda tersebut lembab. Kelembaban ini
ditransfer dari subjek ke permukaan emulsi di pelat fotografi atau film
fotografi. Jika potret diambil dalam ruang hampa udara, dimana tidak ada gas
terionisasi tentunya ia(cahaya aura) tidak lenyap dalam ruang
hampa.
Sumber
:
3.
http://www.majlisasmanabawi.net/2010/11/arti-buka-aura-tubuh-dan-energi.html