Tulisan 1 :
Definisi Komunikasi, Dimensi Komunikasi, Definisi
Leadership, dan Teori-teori Kepemimpinan
Definisi Komunikasi
Komunikasi merupakan proses
transfer pemahaman (Understanding) sesuatu yang berarti (Meaningfull).
Komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio
yang berarti ‘pemberitahuan’ atau ‘pertukaran pikiran’. Jadi secara garis
besar, dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur –unsur kesamaan
makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator
(penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan).
Menurut Schermerborn,J.R. (1996),
komunikasi merupakan proses antar pribadi yang meliputi pengiriman dan
penerimaan simbol yang memiliki makna.
Komunikasi adalah proses
menggambarkan siapa, mengatakan apa, dengan cara apa, kepada siapa dengan efek
apa (Laswell).
Dimensi Komunikasi
Komunikasi mempunyai Dimensi isi dan Dimensi hubungan, dimensi isi disandi
secara verbal sementara dimensi hubungan disandi secara nonverbal. Dimensi isi
menunjukkan muatan (isikomunikasi) yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi
hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya yang juga mengisyaratkan
bagaimana hubungan komunikasi itu, dan bagaimana seharusnya pesan itu
ditafsirkan.
Dalam komunikasi massa, dimensi
isi merujuk pada isi pesan, sedangkan dimensi hubungan merujuk pada unsur-unsur
lain, termasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan
tersebut. Pengaruh suatu berita atau artikel dalam surat kabar, bukan hanya
tergantung pada isinya, namun juga pada siapa, penulisnya, tata letak
(lay-out)-nya, jenis huruf yang digunakan, warna tulisan, dan lain sebagainya.
Definisi Leadership
Kemampuan
memimpin (Leadership) adalah
keterampilan yang sangat diperlukan oleh setiap pemimpin agar mendapatkan
kinerja yang optimal. Kegagalan membentuk teamwork
akan mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan.
Menurut Stoner J.A,.R.E. Freeman
dan D.R Gilbert Jr. (1995), Leadership (kepemimpinan)
adalah proses mengarahkan dan memengaruhi anggota kelompok untuk menjalankan
tugas. Menurut Griffin (2004), pemimpin adalah individu yang mampu memengaruhi
perilaku orang lain tanpa mengandalkan kekerasan. Sedangkan pemimpin adalah
orang yang menjalankan kepemimpinan.
Pemimpin dan Kepemimpinan adalah
ibarat sekeping mata uang logam yang tidak dapat dipisahkan, dalam artian bisa
dikaji secara terpisah namun harus dilihat sebagai suatu kesatuan. Seorang
pemimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan, dan jiwa kepemimpinan yang dimiliki
seorang pemimpin tidak bisa diperoleh dengan cepat dan segera, namun merupakan
suatu proses yang terbentuk dari waktu ke waktu hingga akhirnya mengkristal
dalam sebuah karakteristik.
Teori Kepemimpinan
v Teori X dan Y (Douglas McGregor)
Doudlas McGregor terkenal dengan teori X dan Y yang membahas perilaku
dan motivasi para pekerja. Berikut gambaran mengenai perilaku X dan Y .
Teori X
(pandangan negatif) :
Ø Orang cenderung tidak suka bekerja (malas),
berusaha menghindari pekerjaan.
Ø Pimpinan harus mengendalikan, mengarahkan, memaksa
dan mengancam karyawan agar karyawan bekerja untuk mencapai tujuan organisasi.
Ø Orang cenderung suka diarahkan, menghindari
tanggung jawab, menginginkan keamanan (risk
avoider), dan tidak terlalu berambisi.
Teori Y (pandangan positif) :
Ø Orang secara alami tidak membenci pekerjaan, namun
memandang pekerjaan sebagai bagian dari hidup.
Ø Orang secara internal termotivasi untuk mencapai
suatu tujuan yang menjadi tanggung jawab bersama.
Ø Orang secara sukarela mengikatkan diri pada tujuan
bersama dan akan menerima penghargaan apabila tujuan tercapai.
Ø Orang memiliki kapasitas untuk berinovasi dalam
memecahkan masalah organisasi.
Ø Orang pada dasarnya memiliki kecerdasan, namun
seringkali organisasi tidak memanfaatkan kelebihan karyawan secara optimal.
v Teori Sistem Empat dari Rensis Likert
Ø Sistem 1, otoritatif dan eksploitatif
Manajer
membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan memerintah para
bawahan untuk melaksanakannya. Standar dan metode pelaksanaan juga secara kaku
ditetapkan oleh manajer.
Ø Sistem 2, otoritatif dan benevolent:
Manajer
tetap menentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahan kebebasan untuk
memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut. Bawahan juga diberi
berbagai fleksibilitas untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dalam batas-batas
dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan.
Ø Sistem 3, konsultatif:
Manajer
menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan perintah-perintah setelah hal-hal itu
didiskusikan dahulu dengan bawahan. Bawahan dapat membuat keputusan-keputusan
mereka sendiri tentang cara pelaksanaan tugas. Penghargaan lebih digunakan
untuk memotivasi bawahan daripada ancaman atau hukuman.
Ø Sistem 4, partisipatif:
Adalah
sistem yang paling ideal menurut Likert tentang cara bagaimana organisasi
seharusnya berjalan. Tujuan-tujuan ditetapkan dan keputusan-keputusan kerja
dibuat oleh kelompok. Bila manager secara formal yang membuat keputusan, mereka
melakukan setelah mempertimbangkan saran dan pendapat dari para anggota
kelompok. Untuk memotivasi bawahan, manajer tidak hanya mempergunakan
penghargaan-penghargaan ekonomis tetapi juga mencoba memberikan kepada bawahan
perasaan yang dibutuhkan dan penting.
v Theory of Leadership Pattern Choice dari
Tannenbaum & Scmidt
Bagaimana
bisa seorang manajer mengatakan gaya manajemen apa yang digunakan? Pada tahun
1957, Robert Tannenbaum dan Warren Schmidt menulis salah satu artikel yang
paling revolusioner yang pernah muncul dalam The Harvard Bussiness Review.
Artikel ini, berjudul “Bagaimana Memilih Sebuah Pola Kepemimpinan” adalah
signifikan bahwa hal tersebut
menunjukkan gaya kepemimpinan adalah pilihan manager. Di bawah ini Anda akan
melihat akrab “Hubungan Oriented” dan “Tugas”.
Berorientasi “kontinum, yang
juga diberi label “demokrasi” dan
Otoriter”.
Diagram
menunjukkan dimensi lain: “Sumber Otoritas”. Pada akhir demokratis diagram,
manajer memungkinkan kebebasan karyawan. Pada akhir otoriter diagram kita
mellihat bahwa manajer adalah satu-satunya sumber otoritas. Kita pergi dari
otoritas buruh untuk otoritas manajer.
Berkaitan
dengan masalah gaya kepemimpinan dan dengan pertanyaan seperti manajer dapat
demokratis terhadap bawahan, namun mempertahankan otoritas yang diperlukan dan
kontrol. Untuk tujuan analisis merekatelah menghasilkan sebuah kontinum
perilaku kepemimpinan mulai dari autoritarian styeles di satu ekstrem ke gaya
demokratis di sisi lain, yang mereka sebut boss berpusat dan berpusat pada
bawahan tidak seperti orang lain model kepemimpinan berusaha untuk menyediakan
kerangka kerja untuk analisis dan pilihan individu. Para penulis mengusulkan
tiga faktor utama yang menjadi pilihan tergantung pola kepemimpinan :
1. Kekuatan di manajer (egattitudes, kepercayaan,
nilai-nilai).
2. Kekuatan di bawahan (egtheir sikap, kepercayaan,
nilai dan harapan dari pemimpin)
3.
Kekuatan
dalam situasi (egtheir dan kendala yang dihasilkan oleh tugas-tugas, iklim
organisasi dan lain-lain dari faktor extrancous).
Tujuh
“pola kepemimpinan” yang diidentifikasi oleh Tannenbaum dan Schmidt. Pola
lepemimpinan dengan angka-angka dibawah ini mirip dengan gaya kepemimpinan,
tetapi definisi dari masing-masing terkait dengan proses pengambilan keputusan.
Demokrasi
(hubungan berorientasi) pola kepemimpinan yang ditandai oleh penggunaan
wewenang oleh bawahan.
Otoriter
(tugas berorientasi) pola kepemimpinan yang ditandai penggunaan wewenang oleh
pemimpin.
Perhatikan
bahwa sebagai penggunaan kekuasaan oleh bawahan meningkat (gaya demokratis)
penggunaan wewenang oleh pimpinan berkurang secara proporsional.
Ø
Kepemimpinan
pola 1: “Pemimpin izin bawahan berfungsi dalam batas-batas yang ditentukan oleh
superior.”
Contoh
: Pemimpin memungkinkan anggota tim untuk memutuskan kapan dan seberapa sering
untuk bertemu.
Ø
Kepemimpinan
pola 2: “Pemimpin mendefinisikan batas-batas, dan meminta kelompok untuk
membuat keputusan.”
Contoh
: Pemimpin mengatakan bahwa anggota tim harus memenuhi setidaknya sekali
seminggu, tetapi tim bisa memutuskan hari mana yang terbaik.
Ø
Kepemimpinan
pola 3: “Pemimpin menyajikan masalah, kelompok dapat menunjukkan, maka pemimpin
membuat keputusan.”
Contoh
: Pemimpin meminta tim untuk menyarakan hari-hari baik untuk bertemu, maka
pemimpin memutuskan hari apa tim akan bertemu.
Ø
Kepemimpinan
pola 4: “ Pemimpin tentatif menyajikan keputusan untuk kelompok. Keputusan
dapat berubah oleh kelompok.”
Contoh
: Pemimpin kelompok bertanya apakah hari rabu akan menjadi hari yang baik untuk
bertemu. Tim menyarankan hari-hari lain yang mungkin lebih baik.
Ø
Kepemimpinan
pola 5: “Pemimpin menyajikan ide-ide dan mengundang pertanyaan.”
Contoh
: Pemmimpin tim mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan membuat hari rabu
untuk pertemuan tim. Pemimpin kemudian meminta kelompok jika mereka memiliki
pertanyaan.
Ø
Kepemimpinan
pola 6: “Para pemimpin membuat keputusan kemudian meyakinkan kelompok bahwa
keputusan yang benar.”
Contoh
: Pemimpin mengatakan kepada anggota tim bahwa mereka akan bertemu pada hari
rabu. Pemimpin kemudian meyakinkan anggota tim bahwa rabu adalah hari-hari
terbaik untuk bertemu.
Ø
Kepemimpinan pola
7 : “Para pemimpin membuat keputusan dan mengumumkan ke grup.”
Contoh
: Pemimpin memutuskan bahwa tim akan bertemu pada hari rabu apakah mereka suka
atau tidak, dan mengatakan berita tersebut kepada tim.
Sumber :
ü Drs. Tommy Suprapto, M.S. 2009.
Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi
ü Ismail Solihin. 2009. Pengantar
Manajemen
ü Irham Fahmi. 2011. Manajemen Teori,
Kasus, dan Solusi
ü Dian wijayanto, Spi, MM. MSE. 2012.
Pengantar Manajemen