Selasa, 03 April 2012

Aura tubuh dalam ilmu fisika


Aura Tubuh dalam Ilmu Fisika
Seluruh makhluk di dunia ini mempunyai potensi energy  atau aura disekeliling  tubuh. Energy ini dipancarkan melalui pusat-pusat energy tubuh dan disebarkan secara alamiah ke seluruh jaringan yang ada dalam tubuh manusia. Dan selanjutnya memberikan efek  pantulan vibrasi energy baik secara internal maupn eksternal tubuh atau sekitar ekosistem lingkungan tubuh manusia berada dalam bentuk pengaruh-pengaruh tertentu.Medan energy yang disebarkan  keseluruh jaringan tubuh akan member efek-efek seperti  perubahan sikap, perilaku, bahkan memberikan efek dalam menentukan tingkat jasmani dan rohani seorang individu.

Bila ditinjau dengan ilmu fisika maka Energi adalah suatu kekuatan atau tenaga – gerakan aktif yang terus – menerus terjadi – dalam ilmu fisika adalah kekuatan yang dinyatakan oleh persamaan matematis ½ MC2, dimana C adalah kecepatan cahaya (300.000 Km/sec) dan M adalah massa benda tersebut. Tenaga Metafisika adalah gelombang energi yang menyelubungin tubuh yang dinamakan AURA. Energi ini dapat diperkuat melalui penyerapan energi dari alam semesta.

Pada bulan November 1988, Arleen J Watkins dan William S.Bickel membahas mengenai photo Kirlian. Menurut mereka photo Kirlian tidak ada hubungannya dengan keadaan fisiologis, psikologis atau kejiwaan seseorang. Ia tidak ada hubungannya dengan aura, gaya hidup, bio plasma atau Pranamaya Kosha. Ia adalah fenomena fisika yang terjadi karena pelepasan tegangan tinggi (15 – 60 kilovolt) dengan frekuensi tinggi pada benda yang diletakkan pada sebuah lapisan film. Saat benda tersebut diletakkan di film fotografi, ia menutup rangkaian arus, sehingga terjadi pelepasan muatan antara benda dan elektroda tegangan tinggi. Pelepasan ini menciptakan sebuah pendaran warna warni di udara yang tampak oleh mata manusia sebagai apa yang disebut orang sebagai aura.  Aura adalah fenomena fisika dan dapat direkam langsung di film fotografi dan pelat foto. Hal tidak berbahaya selama elektroda tersebut berada cukup jauh, katakanlah di balik tirai di kiri kanan panggung atau stand pemotretan. Dan jadilah potret manusia yang diselimuti cahaya warna warni.

Bagaimana kalau warna yang terpancar ditentukan oleh manusia tersebut?
Elektroda listrik hanya berfungsi sebagai alat, sama dengan kamera tersebut. Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa struktur aura memiliki 22 parameter yang harus dikendalikan sebelum dapat ditarik kesimpulan bahwa warna aura tersebut berhubungan dengan emosi, energi kejiwaan, kondisi pikiran, perasaan, penyakit dan sebagainya.

Watkins dan Bickel menyimpulkan kalau aura Kirlian adalah citra visual atau fotografi dari pelepasan korona dalam gas, terutama pada gas yang lembab. Bentuk, ukuran, intensitas dan strukturnya bukan tergantung pada emosi segala macam, tapi pada waktu eksposure, konduktivitas, frekuensi sinyal, tegangan dan sifat fotografi film atau plat yang digunakan.

Karena mahluk hidup itu lembab jadi saat listrik memasuki tubuh, ia menghasilkan daerah ionisasi gas di sekitar benda yang dipotret, sejauh benda tersebut lembab. Kelembaban ini ditransfer dari subjek ke permukaan emulsi di pelat fotografi atau film fotografi. Jika potret diambil dalam ruang hampa udara, dimana tidak ada gas terionisasi tentunya ia(cahaya aura) tidak lenyap dalam ruang hampa.

Sumber :
3.       http://www.majlisasmanabawi.net/2010/11/arti-buka-aura-tubuh-dan-energi.html