Jumat, 22 November 2013

Mengendalikan Fungsi Manajemen


Mengendalikan Fungsi Manajemen

A.    Definisi Mengndalikan/ Cotroling
Pengendalian salah satu fungsi manajerial seperti perencanaan, pengirganisasian dan pengarahan. Pengendalian adalah salah satu fungsi penting karena membantu untuk memeriksa kesalahan dan mengambil tindakan korektif sehingga penyimpangan dari standar diminalkan dan menyatakan tujuan organisasi dicapai dengan cara yang diinginkan. Menurut konsep modern, kontrol adalah tindakan yang sebelumnya mengetahui, sedangkan konsep awal pengendalian digunakan hanya ketika terdeteksi. Kontrol dalam manajemen berarti menetapkan standar, mengukur kinerja aktual dan mengambil tindakan korektif. Dengan demikian, kontrol terdiri dari tiga kegiatan utama. Definisi organisasi menurut para ahli : A. Henri Fayol Pengendalian adalah suatu usaha terdiri dari melihat segala sesuatu yang sedang dilakukan dengan rencana yang telah diambil, perintah yang telah diberikan, dan perinsip-perinsip yang telah ditetapkan. Objek adalah untuk menunjukkan kesalahan agar mereka dapat diperbaiki dan dicegah berulang.
B. EFL Breach Pengendalian juga memeriksa kinerja saat ini terhadap yang telah ditentukan standar yang terdapat dalam rencana, dengan tujuan untuk memastikan kemajuan yang memadai dan kinerja yang memuaskan. C. Harold Kootz Pengendalian adalah pengukuran dan koreksi kinerja dalam rangka untuk memastikan bahwa perusahaan tujuan dan rencana dibuat untuk mencapai mereka yang dicapai.
B. Langkah Dalam Kontrol Mochler dalam Stoner James, A. F. (1988) menetapkan empat langkah dalam proses pengendalian, yaitu sebagai berikut: 1. Menentukan standar dan metode yang digunakan untuk mengukur prestasi. 2. Mengukur prestasi kerja. 3. Menganalisis apakah prestasi kerja memenuhi syarat. 4. Mengambil tindakan korek Langkah-langkah Pokok dalam Proses Pengendalian Jenis-jenis Pengendalian (kontrol) Stoner James, A. F. dan Wankel, Charles (1988) mengelompokkan jenis-jenis metode pengendalian dalam empat jenis, yaitu: Pengendalian Pra-Tindakan (pre-action control) Menurut konsep pengendalian, suatu tindakan bias diambil bila sumberdaya manusia, bahan dan keuangan diseleksi dan tersedia dalam jenis, jumlah dan mutu yang tepat Pengendalian Kemudi (Steering Control) atau Pengawasan Umpan Maju (Freeforward Control) Metode ini dibentuk untuk mendeteksi penyimpangan dari beberapa standar atau tujuan tertentu dan memungkinkan pengambilan tindakan koreksi di depan. Bila pemimpin melihat adanya penyimpangan dia dimungkinkan untuk melakukan koreksi, sekalipun kegiatan belum selesai dilakukan. Pengendalian ini efektif bila pemimpin pada waktu yang tepat dapat memperoleh informasi yang akurat. Pengendalian Secara Skrining atau Pengendalian Ya/Tidak (Screening or Yes/No Control) Metode ini sangat luas digunakan karena mampu melakukan penelitian ganda, ketika pengmanan terhadap resiko tindakan manajer sangat diperhatikan. Metode ini fungsional bila prosed Pengendalian Purna-Karya (Post-Action Control) Metode pengendalian digunakan untuk melihat adanya penyimpangan arah dan tujuan perusahaan setelah kegiatan selesai. Pengendalian ini hamper mirip dengan evaluasi yang waktu pelaksana.

C. Tipe-tipe Dalam Kontrol (Awal) Preliminary, Kadang-kadang disebut kendali feedforward, Hal ini harus dipenuhi sebelum suatu perkerjaan dimulai. Kendali ini menyakinkan bahwa arah yang tepat telah disusun dengan sumber-sumber yang tepat tersedia untuk memenuhinya. (Saat ini) Concurrent, Berfokus pada apa yang sedang terjadi selama proses. Kadang-kadang disebut Kendali steering, kendali ini memantau operasi dan aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin sesuatunya telah sedang dikerjakan dengan tepat. (Akhir) Post-action, Kadang-kadang disebut kendali feedback , Kendali ini mengambil tempat setelah suatu tindakan dilengkapi. Kendali akhir berfokus pada hasil akhir, kebalikan dari input dan aktivitas.

D. Kontrol Proses Manajemen Proses manajemen adalah daur beberapa gugusan kegiatan dasar yang berhubungan secara integral, yang dilaksanakan di dalam manajemen secara umum, yaitu proses perencanaan, proses pengorganisasian, proses pelaksanaan dan proses pengendalian, dalam rangka mencapai sesuatu tujuan secara ekonomis. Sesungguhnya keempat proses itu merupakan hasil ikhtisar dari pelbagai pendapat praktisi dan ahli mengenai manajemen.







Jumat, 01 November 2013

Tulisan 2

Tulisan 2 (Tentang motivasi)
1.  Tentang motivasi
a.    Pengertian motivasi
Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya; hasrat dan minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan dan penghormatan. Motivasi adalah sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak (Sargent, dikutip oleh Howard, 1999) menyatakan bahwa motivasi merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan situasi yang dihadapinya (Siagian, 2004).
Morgan (dalam Soemanto, 1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut (goals or ends of such behavior). McDonald (dalam Soemanto, 1987) mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003).
Soemanto (1987) secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri sesorang yang nampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, sehingga mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan.
2.    Teori-teori motivasi
·      Teori drive reinforcement
Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke arah suatu tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan mempertahankan perilaku, menurut Kartini Kartono motivasi menjadi dorongan (driving force) terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu.
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
·         Teori tujuan
Teori ini menyatakan bahwa mencapai tujuan adalah sebuah motivator. Hampir setiap orang menyukai kepuasan kerja karena mencapai sebuah tujuan spesifik. Saat seseorang menentukan tujuan yang jelas, kinerja biasanya meningkat sebab:
• Ia akan berorientasi pada hal hal yang diperlukan
• Ia akan berusaha keras mencapai tujuan tersebut
• Tugas tugas sebisa mungkin akan diselesaikan
• Semua jalan untuk mencapai tujuan pasti ditempuh
Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan Goal Setting (penetapan tujuan).
·         Teori harapan
Teori harapan adalah kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu tersebut.
·         Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat mengenai konsep motivasi manusia dan mempunyai lima hierarki kebutuhan, yaitu :
• Kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah)
Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang, pangan dan papan. Bagi karyawan, kebutuhan akan gaji, uang lembur, perangsang, hadiah-hadiah dan fasilitas lainnya seperti rumah, kendaraan dll. Menjadi motif dasar dari seseorang mau bekerja, menjadi efektif dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi bagi organisasi.
• Kebutuhan keamanan dan ke-selamatan kerja (Safety Needs)
Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatan-nya, wewenangnya dan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Dia dapat bekerja dengan antusias dan penuh produktivitas bila dirasakan adanya jaminan formal atas kedudukan dan wewenangnya.
• Kebutuhan sosial (Social Needs)
Kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok. Kebutuhan akan diikutsertakan, mening-katkan relasi dengan pihak-pihak yang diperlukan dan tumbuhnya rasa kebersamaan termasuk adanya sense of belonging dalam organisasi.
• Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs)
Kebutuhan akan kedudukan dan promosi dibidang kepegawaian. Kebutuhan akan simbul-simbul dalam statusnya se¬seorang serta prestise yang ditampilkannya.
• Kebutuhan Akutualisasi Diri (Self Actualization)
Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhan untuk mewujudkan segala kemampuan (kebolehannya) dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai untuk mencapai citra dan cita diri seseorang. Dalam motivasi kerja pada tingkat ini diperlukan kemampuan manajemen untuk dapat mensinkronisasikan antara cita diri dan cita organisasi untuk dapat melahirkan hasil produktivitas organisasi yang lebih tinggi.
·         Contoh teori
Teori 1
seorang pegawai yang datang terlambat berulangkali mendapat teguran dari atasannya, mungkin disertai ancaman akan dikenakan sanksi indisipliner. Teguran dan kemungkinan dikenakan sanksi sebagi konsekwensi negatif perilaku pegawai tersebut berakibat pada modifikasi perilakunya, yaitu datang tepat pada waktunya di tempat tugas.
Teori 2
seorang karyawan mempunyai harapan yang besar agar mendapat promosi untuk kenaikan jabatan, ia optimis dan terus bekerja keras menunjukkan kinerja kerja yang baik di perusahaan agar keinginannya tercapai.
Teori 3
Suatu organisasi ingin membantu membuat foster home untuk para binatang-binatang liar agar mereka bisa dirawat dan diadopsi. lalu organisasi tersebut bekerjasama dengan organisasi lain yang mempunyai visi dan tujuan yang sama yaitu dengan mengadakan penyuluhan dan sejenisnya agar kegiatan ini bisa terwujudkan.
Teori  4
• Kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah)
Seorang pegawai bekerja agar kebutuhannya yang bersifat sandang, pangan dan papan terpenuhi. yaitu pegawai membutuhkan gaji, uang lembur, hadiah-hadiah berupa rumah, mobil dsb.
• Kebutuhan keamanan dan ke-selamatan kerja (Safety Needs)
seorang pegawai baru melamar disuatu perusahaan karena fasilitas keamanan dan keselamatan kerjanya terjamin seperti asuransi, jaminan kesehatan dll.
• Kebutuhan sosial (Social Needs)
menjalin kerjasama yang baik dengan atasan dan teman seprofesi dengan baik.
• Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs)
seorang pimpinan perusahaan mempromosikan pegawainya karena kinerja kerjanya yang memuaskan.
• Kebutuhan Akutualisasi Diri (Self Actualization)
seorang karyawan bekerja keras dan menunjukkan kinerjanya dengan baik sehingga ia banyak menguntungkan perusahaannya.



Contoh kasus :
Kesalahan Melahirkan Ide Kreatif
Sering kali manusia takut untuk melakukan hal-hal baru karena takut salah, takut dicemooh, dan lain-lain. Pada dasarnya itu hanyalah alasan yang membelenggu pikiran kreatif kita. Pendapat yang menyebutkan, ”Melakukan kesalahan adalah keliru” tidak sepenuhnya benar, karena itu akan membatasi kita dalam melahirkan ide-ide kreatif dan orisinil.
Thomas Alva Edison mengalami ribuan kali kegagalan dalam menciptakan lampu pijar. Jika ia merasa takut salah, hingga kini kita tidak akan mengenal Thomas Alva Edison sebagai penemu lampu pijar. Seorang Edison berani melakukan hal-hal baru yang belum tahu seberapa besar keuntungan yang akan didapatnya. Ia melahirkan sikap positif yang patut ditiru untuk menemukan ide-ide kreatif dan kesempatan baru.
Jika Anda hanya berpaku pada pola pikir Anda yang masih diliputi rasa takut, maka Anda akan selamanya berada dalam tempat yang sama. Anda harus mulai memberanikan diri dan berhenti menggunakan ungkapan, “Bagaimana jika...”
Kesalahan memiliki tujuan yang berguna, karena dengan kesalahan kita bisa menentukan kapan kita harus merubah haluan dalam mencapai tujuan. Jika Anda terbiasa melakukan suatu pekerjaan, bisa saja Anda meminimalisir kesalahan yang akan timbul.
Kesalahan yang terjadi dalam hidup bukanlah suatu akhir dari usaha yang Anda lakukan. Jadikanlah kesalahan Anda sebagai cerminan untuk memperbaiki dirii.
Analisis :       
Dalam hal ini dapat dikaitkan dengan teori motivasi Teori drive reinforcement, Karena terjadi dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke arah suatu tujuan. Dan motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan mempertahankan perilaku, sehingga motivasi menjadi dorongan (driving force) terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu.


Sumber:
http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-motivasi-menurut-para-ahli.html
http://www.duniapsikologi.com/pengertian-motivasi/
http://cintaluna-lovelyluna-psikologi.blogspot.com/2009/11/teori-motivasi-drive-reinforcement_20.html
http://cikeindah.blogspot.com/2013/10/motivasi_29.html?m=1
http://id.jobsdb.com/ID/ID/Resources/JobSeekerArticle/after%20work?ID=567