Senin, 13 Mei 2013

Kepribadian sehat menurut Rogers



Kepribadian Sehat Menurut Rogers

Pendekatan Rogers terhadap kepribadian
            Tidak seperti Allport yang datanya semata-mata diperoleh dari studi tentang orang-orang dewasa yang sehat dan matang, Rogers bekerja dengan individu-individu yang terganggu yang mencari bantuan untuk mengubah kepribadian mereka. Untuk merawat pasien-pasien yang mencari bantuan untuk mengubah kepribadian mereka.
            Dalam karyanya dengan klien-klien, roger mempertahankan bahwa kepribadian  harus diperiksa dan dipahami melalui segi pandangan pribadi klien, pengalaman-pengalaman subjektifnyasendiri.  Apa yang nyata bagi setiap klien adalah persepsinya yang unik tentang realitas.
Perkembangan “Self”
            Dalam masa kecil anak mulai membedakan, atau memisahkan salah satu pengalamannya  dari semua yang lain-lainnya. Segi ini adalah “diri” dan itu digambarkan dengan bertambahnya penggunaan kata “aku”  dan “kepunyaanku”. Anak itu mengembangkan kemampuan  untuk membedakan antar apa yang milik atau bagian dari dirinya dan semua benda lainn yang dilihat, didengar, diraba, dan diciumnya ketika dia mulai membentuk lukisan dan gambaran tentang siapa dia. Dengan kata lain, anak itu mengembangkan suatu “penegrtian-diri” (selfconcept)
            Sebagai bagaian dari self-concept. Anak juga mengmbangkan dia menjadi siapa atau mungkin menjadi siapa. Gambaran-gambaran itu dibentuk sebagai suatu akibat dari bertambah kompleksnya interaksi-interaksi dengan orang lain. Dengan mengamati reaksi dari orang-orang lain terhadap tingkah lakunya sendiri, anak itu secara ideal suatu pola gambaran-gambaran-diri yang konsisten, suatu keseluruhan yang terintegrasi dimana kemungkinan adanya beberapa kemungkinan ketidak harmonisan anatara diri sebagaimana adanya dan diri sebagaimana yang mungkin diinginkannya untuk menjadi diperkecil. Dalam individu yang sehat dan juga mengaktualisasikan diri muncullah suatu pola yang berkaitan. Situasi itu berbeda untuk seseorang individu yang mendapat gangguan emosional.
            Cara-cara khusus bagaimana diri itu berkembang dan apakah ia akan menjadi sehat dan tidak bergantung pada cinta yang diterima anak itu dalam masa kecil. Pada waktu diri itu mulai berkembang, anak itu juga belajar membutuhkan cinta. Rogers menyebutkan kebutuhan ini “penghargaan positif” (positive regard).
            Positive Regard, suatu kebutuhan yang memaksa dan merembes, dimiliki semua manusia. Setiap anak terdorong untuk mencari positive regard. Akan tetapi tidak setiap anak akan menemukan kepuasannya yang cukup akan kebutuhan ini. Anak puas kalau ia menerima kasih sayang, cinta, dan persetujuan dari orang-orang lain. Akan tetapi ia kecewa bila menerima celaan dan kurang mendapat cinta dan kasih sayang. Apakah anak itu kemudian akan tumbuh menjadi suatu kepribadian yang sehat akan tergantung pada sejauh manakah kebutuhan akan posituve regard terpenuhi dengan baik.
            Self-concept yang berkembang dari anak itu sangat dipengaruhi oleh ibu. Bagaimana bila ia tidak memberikan positive regard kepada anak? Bagaimana bila ia mencela dan menolak tingkahlaku anak? Anak itu mengamati suatu celaan (meskipun celaan hanya berfokus pada salah satu segi tingkah laku) sebagai suatu celaan yang luas dan tersebar dalam setiap segi dari adanya. Anak itu menjadi peka terhadap setiap tanda penolakan dan akan segera mulai merencanakan tingekahlakunya menurut reaksi yang diharapkan akan diberikan.
            Dalam hal ini anak mengharapkan bimbingan tingkahlaku dari orang-orang lain. Bukan dari dirinya sendiri. Karena dia telah merasa kecewa, maka kebutuhan akan positive regard yang sekarang bertambah kuat, makinlama makin mengarahkan energi dan pikiran. Anak itu harus bekerja keras untuk positive regard dengan mengorbankan aktualisasi diri.
            Anak dalam sityuasi ini mengembangkan dengan apa yang disebut Rogers “penghargaan positive bersyarat” (conditional positive regard). Aksihsayang dan cinta yang diterima anak-anak adalah syarat terhadap tingkahlaku yang baik. Karena anak mengembangkan conditional positive regard maka ia mengitrnalisasikan sikap-sikap ibu. Jika itu terjadi , maka sikap ibu diambilalih oleh anak itu dan diterapkan kepada dirinya.
            Misalnya, apabila ibu menyatakan celaan setiap saat karena ia menjatuhkan suatu benda dari tempat tidurnya, maka anak itu pada akhirnya mencela dirinya sendiri sewaktu-waktu ia bertingkah laku demikian. Syarat-syarat penghargaan berkembang. Ini berarti bahwa anak  merasa suatu penghargaan diri hanya dalam syarat-syarat tertentu. Anak harus menghindari tingkah laku atau pikiran dalam cara-cara yang menyebabkan celaan atau penolakan oleh standar-standar  yang telah diambil anak itu dari ibu. Melaksanakan tingkah-laku- tingkah-laku yang dilarang  menyababkan anak itu merasa salah dan tak berharga, syarat-syarat yang harus dilawan oleh anak itu. Dan dengan demikian sikap depensif akan menjadi bagian dari tingkahlaku anak itu. Sikap tersebut sewaktu-waktu digiatkan menjadi kecemasan. Sebagai akibat dari sikap defensif ini , kebebasan individu terbatas, kodrat dirinya yang sejati jadi tidak dapat diungkapkan sepenuhnya.
            Syarat utama bagi timbulnya kepribadian sehat adalah penerimaan penghargaan “penghargaan positif tanpa syarat” (unconditional positive regard) pada masa kecil. Hal ini berkembang apabila ibu memberikan cinta dan kasih sayang tanpa memperhatikan anak bagaimana bertingkah laku. Cinta dan kasih sayang yang diberikan dengan bebas ini, dan sikap yang ditampilkannya bagi anak itu menjadi sekumpulan norma dan standar yang diinternalisasikan.
            Rogers percaya bahwa ibu dapat mencela tingkahlaku-tingkahlaku tertentu tanpa  pada saat yang sama menciptakan syarat-syarat dalam mana anak akan menerima cinta dan kasihsayang. Hal ini dapat dicapai dalam suatu situasi yang membantu anak menerima beberapa tingkahlaku yang  tidak dikehendaki  tanpa menyebabkan merasa salah dan tidak berharga setelah melakukan tingkahlaku tersebut. Anak tidak terlalu banyak dinasihati sehingga dapat menyebabkan syarat-syarat penghargaan  untuk anak, karena itulah caraya bagaimana nasihat itu dilaksanakan..
            Anak-anak bertumbuh dengan perasaan unconditional positive regard tidak akan mengembangkan syarat-syarat penghargaan. Mereka merasa diri mereka berharga dalam semua syarat. Dan jika syarat-syarat penghargaan tidak ada maka anak akan mengembangakan sikap defensif.
Orang-orang yang berfungsi sepenuhnya
Hal yang pertama dikemukakan tentang versi rogers mengenai kepribadian sehat, yakni kepribadian yang sehat itu bukan merupakan suatu kadaan dari ada, melainkan suatu proses”
              Hal yang kedua tentang aktualisasi diri ialah aktualisasi-diri itu merupakan suatu proses yang sukar dan kadang-kadang menyakitkan. Aktualisasi-diri merupakan suatu ujian, rintangan dan pecutan terus menerus terhadap kemampuan seseorang.
            Hal yang ketiga tentang orang yang mengaktualisasikan diri, yakni mereka yang benar-benar adalah diri mereka sendiri. Mereka tidak bersembunyi dibelakang topeng-topeng atau kedok, yang berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan mereka atau menyembunyikan sebagian diri mereka.
Berikut beberapa sifat orang-orang yang berfungsi sepenuhnya :
1.      Keterbukaan pada pengalaman
2.      Kehidupan eksistensial
3.      Kepercayaan terhadap organisme  atau orang sendiri
4.      Perasaan bebea
5.      Kreativitas

Sumber :
Psikologi pertumbuhan “Model-model kepribadian sehat”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar